Lagi, lpmp sulawesi tengah ketambahan doktor
LPMPSULTENG – Di masa Pandemic covid 19 LPMP Sulawesi Tengah kembali ketambahan Personel yang berkualifikasi akademik srata tiga (S3), setelah Drs.Abdul Gani, M.Si, Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah,melewati sidang ujian terbuka promosi Doktor secara daring pada Universitas Tadulako (UNTAD), hari Jumat (29/05/2020). Dengan judul Disertasi ”PENGEMBANGAN MODEL PENJAMINAN MUTU PEMBINAAN GURU KIMIA BERBASIS CONSCICHA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SE KOTA PALU”
Dalam paparannya di hadapan dewan penguji Abdul Gani menjelaskan bahwa Guru adalah pelaksana pendidikan yang sangat penting di Sekolah karena langsung berinteraksi dengan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi faktor utama karena pada diri guru KBM dirancang sehingga terjadi aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. Guru bagian integral dari suatu organisasi di Sekolah, karena merupakan bagian integral dari suatu sekolah maka guru seharusnya menjalin kerja kolektif untuk mewujudkan cita-cita bersama sekolah. Syarat mutlak terjadinya kerja kolektif di Sekolah adalah dengan terwujudnya masyarakat pembelajar di sekolah.
Profesionalisme guru merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Salah satu ciri guru profesional adalah memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial minimal baik Oleh sebab itu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya terutama dalam melakukan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi yang juga merupakan salah satu bagian kompetensi guru yang harus dikuasai. Indikator utama seorang guru profesional adalah menguasai bagaimana mengajarkan materi pelajaran, menguasai substansi materi pelajaran yang diajarkan dan menjadi model bagi warga sekolah. Penguasaan metode mengajarkan materi merupakan wujud dari kompetensi pedagogik guru. Penguasaan substansi materi pelajaran yang diajarkan merupakan cerminan dari kompetensi profesional guru yang bersangkutan. Menjadi model bagi warga sekolah merupakan bagian dari dimilikinya kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian bagi guru yang bersangkutan. Pembinaan guru pada semua level tingkatan diarahkan agar guru memiliki tiga hal tersebut yaitu menguasai metode mengajarkan materi, mengusai substansi materi dan menjadi model bagi warga sekolah. Pernyataan tersebut sejalan dengan penjelasan (Wardhani, dkk, 2017) bahwa pendidik merupakan figur utama dalam lingkungan pendidikan yang utama dijadikan teladan bagi peserta didik.
Permasalahan mengenai kompetensi guru harus mendapat perhatian yang serius sebagaimana upaya yang telah ditempuh oleh negara tetangga seperti Jepang, Taiwan dan Tiongkok. Ketiga negara tersebut sangat menjunjung tinggi peran kompetensi mengajar yang harus dimiliki guru di sekolah. Sebagai contoh di Jepang, seleksi untuk menjadi guru begitu ketat. Setiap tahun dua ratus ribu calon guru mengikuti ujian untuk memperoleh sertifikat kompetensi mengajar, namun hanya seperlima yang memperoleh kelulusan (Uno & Lamatenggo, 2016). Sistem pembinaan guru di Indonesia lebih pada pengembangan kompetensi pedagogik, belum secara kontinyu dilakukan pembinaan secara komprehensif yang memuat kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan kompetensi sosial. Sistem rekrutmen guru belum mengakomodir seperti yang dilakukan di Jepang. Idealnya Indonesia melakukan pembinaan guru seperti yang dilakukan oleh negera-negara maju seperti Jepang, Taiwan, Tiongkok dan Finlandia
Mutu pendidikan menjadi modal utama dalam bersaing dengan negara lain. Sebagai contoh negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia. Setiap tahun sistem pendidikan di Finlandia selalu menduduki peringkat teratas. Ada 5 hal yang menjadikan Finlandia sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia yaitu (1) semua sekolah dikelolah oleh pemerintah,(2) tidak ada tugas rumah,(3) tidak ada ujian nasional, (4) kurikulum pendidikan yang fleksibel,(5) guru dengan kualitas terbaik (Bhakti & Ghiffari, 2018).
Penjaminan mutu pembinaan guru sangat mendesak untuk dilaksanakan menginat tugas guru sangat berat dan merupakan sentral dalam peningkatan mutu pendidikan. Tugas guru ada 3 yaitu tugas sebagai profesi, tugas sebagai kemanuisaan dan tugas sebagai kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi terkait dengan tugasnya dalam megajar, mendidik, melatih dan membimbing. Tugas guru sebagai kemanusian terkait dengan bagaimana guru tersebut menjadikan dirinya orang tua kedua di sekolah. Tugas guru juga sebagai kemanusian bagaimana guru lebih menekankan hubungan emosiaonal kepada peserta didik dalam setiap interaksinya. Setiap guru harus dapat membangun rasa empati terhadap setiap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Kalau rasa empati peserta didik kepada gurunya sudah terwujud, maka selanjutnya diharapkan peserta didik tumbuh kesadarannhya untuk menjadikan gurunya sebagai model, selanjutnya pada diri peserta didik diharapkan timbul kesadaran belajar mandiri. Tugas guru sebagai kemasyarakatan mengharuskan setiaap guru menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua peserta didik dan masyarakat di sekitar sekolah dan di sekitar rumah guru yang bersangkutan. Jika tugas ini terimplementasi dengan baik, maka pembelajaran berwawasan kemasyarakatan pasti akan tterwujud sebagaimana yang dihgarapakn dalam standar kompetensi lulusan bahwa setiap peserta didik yang menanmatkan pendidikannya pada suatu jenjang pendidikan seharusnya dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di dalam masyarakat dimana peserta didik tersebut tinggal..Hasil kajian di lapangan dan referensi menunjukkan bahwa pembinaan guru kita belum tersistem, belum terintegrasi, belum berkelanjutan dan belum ada model yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan penjaminan mutu. Pembinaan guru Hasil kajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa model yang dianggap efektif dan praktis dan dapat menyelesaikan permasalahan penjaminan mutu pembinaan guru adalah model conscicha
Connected, Scientific, dan Character (Conscicha) adalah suatu model penjaminan mutu yang menekankan pada konektifitas, pendekatan saintifik dan karakter dalam pembinaan guru. Connected maksudnya, (1) integrasi implementasi penjaminan mutu oleh semua institusi pembina guru (P4TK, LPMP, Dinas, Sekolah, KKG/MGMP, KKKS/MKKS, IGI/PGRI, dan Perguruan tinggi), (2) Matari pembinaan guru dikaitkan dengan kondisi nyata dari tugas sehari-hari guru, (3) materi-materi yang ada dalam suatu pembinaan saling diintegrasikan, (4) materi-materi pelatihan dikaitkan dengan nilai-nilai karakter sesuai dengan karakteristik materi pembinaan dan dalam pengertian luas cennceted adalah penggunaan e-aplikasi dalam penjaminan mutu penbinaan guru. Scientifik maksudnya, pembinaan guru mengikuti langkah-langkah saintifik, mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Character maksudnya, (1) setiap pembinaan guru selalu dilakukan pengamatan dan penilaian nilai-nilai karakter, (2) para pembina menjadi model dalam penerapan nilai-nilai karakter.
Temuan penelitian : (1) model conscicha efektif dan praktis digunakan dalam penjaminan mutu pembinaan guru (2) model conscicha dapat meningkatkan kompetensi guru. Model ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan model conscicha oleh semua institusi pembina guru dapat meningkatkan kompetensi guru dan selanjutnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan Rapat Dewan penguji maka Abdul Gani dinyatakan lulus dengan IPK 3,92 atau Yudisum dengan sangat memuaskan dengan lama studi 3 tahun 10 bulan. Atas pencapaian tersebut maka beliau menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya Atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak khususnya kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, pejabat struktural LPMP, pejabat fungsional LPMP, semua pegawai LPMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, MGMP Kimia, Badan Akreditasi Sekolah/Madarasah Sulteng dan Kepala-kepala sekolah, Dosen Pascasarjana, Promotor dan kopromotor, keluarga tercinta
Mantap. Selamat kpd Bpk Dr. Abdul Gani, M.Pd.
Saran utk admin web, apa bisa ditambahkan fasilitas ‘like’ atau ‘jempol’ pada setiap artikel yang dimuat?
Soalnya saya mau kasih 2 jempol ^_^