Bimtek pengembang SD K13 2018
Perubahan yang terjadi di masyarakat dan dunia global perlu disikapi dalam dunia pendidikan. Terlihat pada perbaikan dalam kurikulum 2013. Pada tahun 2018, pemerintah melakukan sejumlah penambahan pada kurikulum 2013 yang meliputi penambahan muatan penguatan pendidikan karakter, literasi dan penilaian. Perubahan ini memerlukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah sehingga mereka dapat menerapkan kurikulum tersebut dengan sukses. Berpijak dari alasan tersebut LPMP Sulawesi Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis Pengembang Kurikulum 2013 Jenjang SD se-Provinsi Sulawesi Tengah.
Kepala Seksi Fasilitasi Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Sulawesi Tengah, Drs. H. Rusli, M.Pd., dalam laporannya pada kegiatan tersebut menyatakan bahwa peserta yang dilatih nantinya diharapkan menularkan pengetahuan yang didapat dari pelatihan kepada sekolah lain. “Kami mengharapkan peserta mampu melaksanakan bimbingan teknis kembali kepada sekolah-sekolah yang belum melaksanakan K13 tahun ini”. Menurutnya, adapun materi pokok yang harus disampaikan kepada guru sasaran yang harus diterapkan di tahun 2018, yaitu PPK, literasi dan USBN. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa pada tahun 2019 diharapkan semua sekolah yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah sudah harus menerapkan kurikulum 2013.
Lebih lanjut, menurut Rusli, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam mengintegrasikan pendidikan karakter, penerapan literasi dalam Kurikulum 2013 serta meningkatkan kemampuan peserta dalam menyusun USBN, RPP dan penilaian berbasis Kurikulum 2013. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, praktik dan simulasi. 20% teori dan 80 persen praktek. Menurut Rusli, peserta yang diundang dalam kegiatan tersebut adalah instruktur tahun 2016 dan 2017. Merekalah nantinya yang akan memberikan bimbingan kepada guru-guru di sekolah sasaran. Kegiatan Bimbingan teknis ini diikuti oleh instruktur kabupaten dan kota berjumlah 283 orang yang dibagi 2 tahap di mana pada, tahap pertama diundang 140 orang dan tahap kedua 143 orang guru.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, H. Ansyar Sutiadi, S.Sos, M.Si., yang mewakili Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 dimaksudkan menyiapkan peserta didik dalam menyongsong era global yang memiliki dampak yang kuat bagi generasi milenium, baik yang bersifat positif maupun negatif. “Melihat fenomena negara kita yang banyak diwarnai kasus-kasus degradasi moral, pemerintah menganggap perlu melakukan revolusi mental bagi seluruh bangsa Indonesia. Khusus di dunia pendidikan pemerintah melahirkan kebijakan penguatan pendidikan karakter”, ujar Ansyar.
Menurut Ansyar, penguatan karakter dalam kurikulum 2013 dapat dicapai melalui harmonisasi yang ada dalam diri manusia yaitu melalui olah hati, olah rasa, olah fikir dan olah raga. Ia menyatakan bahwa pendidikan karakter ini perlu dibangun dengan bersinergi antara sekolah, keluarga dan masyarakat sehingga terbentuk gerakan revolusi mental.
Ia juga menyatakan bahwa penguatan pendidikan karakter dicapai melalui beragam kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, baik secara kurikuler, intrakurikuler dan kokurikuler. “ Dalam intrakurikuler penguatan nilai- karakter melalui materi pembelajaran. Dalam kokurikuler penguatan nilai karakter dilakukan pada pendalaman atau pengayaan kegiatan intrakurikuler sedangkan dalam ekstrakurikuler penguatan karakter dilakukan melalui perluasan potensi bakat minat dan kemampuan peserta didik.” ungkap Ansyar.
Selain pendidikan karakter, penguatan literasi juga ditekankan pada kurikulum 2013. “kemampuan literasi kemampuan penting dan wajib dimiliki peserta didik untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah-ubah“, kata Ansyar. Namun ia menyatakan bahwa penguatan literasi ini perlu dimulai dari guru terlebih dahulu sebelum menerapkan kepada anak didiknya. Hal ini penting karena mereka akan menjadi model bagi anak didiknya. “Maka saya instruksikan kepada seluruh guru di Palu jangan hanya murid yang diberikan wajib literasi selama 15 menit sebelum masuk kelas. Kami mewajibkan guru 1 hari 1 jam untuk membaca bukunya untuk meningkatkan keterampilannya. Kenapa? Kalau kita tidak mendorong ini hanya peserta didik terus sedangkan para guru juga lupa membaca maka ini menjadi persoalan juga buat kita. “ ujarnya.
Selain itu Ansyar juga mengharapkan guru dapat terus meningkatkan pengetahuannya dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru lain dalam memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang mereka miliki. “Saya mendorong kita semua saling menukar ilmu, saling mendorong kompetensi bersama-sama, supaya setara. Tetapi intinya bagaimana kita bersama-sama meningkatkan kompetensi kita sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di Sulawesi tengah ini.” Ia menekankan bahwa kompetensi guru merupakan hal yang mutlak dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. “Proses belajar yang sesuai harapan sangat ditentukan oleh kompetensi guru. sekali lagi kami sampaikan, proses belajar yang sesuai harapan sangat ditentukan oleh kompetensi guru.” ungkapnya.
Lebih lanjut Ansyar menghimbau peserta agar disiplin dalam kegiatan ini sehingga mereka dapat menyerap pengetahuan yang diberikan oleh instruktur bimbingan teknis tersebut. “Kami menyampaikan kepada Bapak Ibu sekalian agar menyerap informasi sebaik-baiknya agar tidak ada informasi yang terputus. Keseriusan bapak ibu dalam mengikuti kegiatan ini sangat menentukan cara bapak ibu memfasilitasi sekolah dalam menerapkan Kurikulum 13.” Kata Ansyar.
Penulis : Abd. Rahman